Minggu, 13 Mei 2012

PARRA Indonesia



                              
GAGASAN BESAR PARRA INDONESIA
PARRA INDONESIA adalah sebuah lembaga yang bersifat Independen, non partisan dan nirlaba, awalnya merupakan perkumpulan para aktivis gerakan mahasiswa yang intens dan fokus dalam mengkaji problematika kebangsaan dari berbagai askpek kehidupan masyarakat. Kemunculan lembaga ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan aktivis gerakan di Jakarta dalam melihat fenomena sosial, hukum dan politik di Tanah Air yang sudah semakin dari agenda kerakyatan, kebangsaan dan visi akan demokratisasi, transparansi, desentaralisasi dan akuntabilitas. Dengan demikian transformasi di era reformasi tidak menyentuh pada lapisan masyarakat bawah.
Fenomena itulah sebenarnya yang menjadi awal bidikan kami anak muda yang tergabung dalam lembaga ini. Oleh karena itu, dengan komitmen pada visi demokratisasi, kerakyatan dan kebangsaan lembaga ini melepaskan segala identitas komunal sektarian. Sementara yang patut dijadikan konsentrasi garapan jaringan ini adalah porsi keadilan, kesejahteraan, persamaan hak, keterbukaan, toleransi dan perdamaian. PARRA INDONESIA dirintis untuk menjawab kebutuhan dan kompetensi kebijakan pembangunan nasional. Bagaimana meng-advokasi masyarakat dari dominasi kapital dan negara dengan segala perangkat pasar bebas, nilai-nilai individualitas.
Oleh karena itu peran lembaga ini adalah memberikan penyadaran dan pencerahan kepada masyarakat utamanya dalam mengatasi keterbelakangan, kemiskinan serta memberikan gagasan strategis sebelum pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan. Selain itu, lembaga ini mencoba mengambil langkah-langjah strategis didalammerespon isu-isu publik. Banyak sekali tatanan dan sistem sosial, politik, hukum dan ekonomi di Tanah Air yang dirasa menyimpang karena kepentingan publik diabaikan, sementara yang ditonjolkan adalah kepentingan individu dan kelompok. Fenomena inikian menggurita akibat tidak adanya kepastian stabilitas ekonomi, pertahanan dan keemanan serta ketidak pastian hukum.
Disinilah sesungguhnya PARRA INDONESIA berkompetensi, sebagai wadah studi generasi muda, lembaga ini mempunyai keberpihakan pada visi pembangunan kerakyatan dan kebangsaan. Struktur sosial, politik, ekonomi dan hukum yang tidak berpihak pada masyarakat banyak adalah akar dari ketidakadilan dan persoalan mendasar dalam negara saat ini. Dilevel inilah perlu adanya transformasi dari semua lapisan masyarakat, agar tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menjadi lebih berarti. Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, adil, damai, jujur dan saling toleransi antar sesama adalah cita-cita lembaga ini.
Sebagai Lembaga yang bergerak dalam bidang kajian dan analisis, PARRA INDONESIA berkecimpung dalam penelitian, studi kebijkan dan riset aksi terutama yang berhubungan dengan kepentingan grass-root communities, menganalisis tentang partisipasi masyarakat, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan serta hubungan masyarakat dengan negara dan lain sebagainya.PARRA INDONESIA melihat bahwa hak-hak ekonomi,politik,budaya kesehatan,social dan pendidikan rakyat, belum sepenuhnya dapat tercover dalam program-program pemerintah, oleh karena itu, PARRA INDONESIA memposisikan gerakannya kepada 6 (enam) sisi fundamental kehidupan atau kami menyebutnya 6 sisi advokasi untuk Indonesia Sejahtera.
a. Dampak dalam Aspek Sosial
Melalui proses pendidikan yang diberikan kepada masyarakat diharapkan wawasan pemikiran mereka pun semakin meningkat; sehingga mempunyai kemampuan untuk memikirkan banyak alternatif dalam usaha memecahkan masalah bangsa. Peningkatan pendidikan yang terjadi pada masyarakat dapat melalui dua jalur, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Peningkatan pendidikan secara langsung terjadi apabila masyarakat mendapatkan penyuluhan, pelatihan, konsultasi, dan sebagainya. Sedangkan, peningkatan pendidikan secara tidak langsung terjadi sejalan dengan terintegrasinya orang-orang dalam suatu masyarakat. Melalui kelompok tersebut setiap anggota berinteraksi menumbuhkan kesadaran akan posisi mereka. Penyadaran diri merupakan langkah awal untuk memulai memikirkan alternatif-alternatif baru yang mungkin dapat ditempuh dalam usaha memperbaiki tingkat kehidupan. Di samping itu, dengan adanya kesadaran akan posisi yang dimilikinya menyebabkan masyarakat berani memperjuangkan hak-hak mereka dengan mengaktualkan potensi yang ada pada mereka serta mengikis kelemahan-kelemahan yang ada.
Melalui aktifitas yang dilakukan, intervensi pembinaan membantu pemecahan permasalahan-permasalahan sosial yang terdapat dalam kelompok masyarakat. Melalui sistem pendekatan terlibat langsung dengan kelompok, pola pembinaan bersama kelompok yang bersangkutan mampu mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi secara mendalam. Akibatnya penanganan terhadap masalah yang dihadapi kelompok dapat dilakukan secara tepat sasaran dan lebih tuntas. Di Samping itu, berkat interaksi yang intens antara para pembina dengan kelompok, sementara para pembina telah dilatih secara khusus dan selalu diberikan masukan untuk meningkatkan kemampuannya dalam membina kelompok dan menghubungkannya dengan berbagai pelayanan setempat, maka terjadilah proses transformasi sosial.
b. Dampak dalam Aspek Ekonomi
Dalam, bidang ekonomi, intervensi pembinaan akan mampu mendorong masyarakat kecil untuk meningkatkan taraf perekonomiannya. Selama ini faktor yang selalu dikemukakan tentang penyebab tidak berhasilnya masyarakat miskin dalam memperbaiki kehidupan adalah karena mereka tidak mampu untuk melakukan kreasi dan inovasi yang dapat dipergunakan sebagai pengembangan usaha.
Dengan sistem kelompok, maka modal yang kecil dari setiap warga dapat berkembang menjadi besar, sehingga dapat dipergunakan sebagai modal usaha. Di samping itu, dengan adanya modal yang terkumpul dapat mengundang partisipasi dana lebih besar dari pihak ketiga. Saat ini terbuka kemungkinan Bank melayani masyarakat yang berstatus non formal. Kemampuan permodalan kelompok yang semakin bertambah memberikan peluang semakin besar untuk mengembangkan usaha produktif.
Usaha produktif yang dilakukan kelompok menyebabkan terbukanya kesempatan kerja atau usaha bagi kelompok itu sendiri maupun masyarakat luas. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa satu usaha produktif yang dilakukan, misalnya peternakan atau industri kecil, tentu memerlukan usaha lain untuk menunjang keberhasilan usaha produktif pokok. Usaha-usaha lain dari usaha pokok inilah yang membuka kesempatan kerja baru (diversifikasi) dan peningkatan pendapatan warga masyarakat.
c. Dampak dalam Aspek Kemasyarakatan
Proses interaksi didalam kelompok dengan sesama anggota maupun dengan berbagai sumber pelayanan dan pembinaan semakin meningkatkan wawasan berbangsa dan bernegara. Adanya kelompok sebagai wadah mengaktualisasikan diri warga masyarakat menyebabkan mereka merasa terlibat dalam proses pembangunan. Keterlibatan mereka dalam pembangunan tidak lagi pasif, tetapi menjadi aktif karena telah turut berusaha dalam berbagai kegiatan produktif yang memberikan andil dalam sistem perekonomian yang lebih luas.
Kesadaran untuk turut berperan serta dalam kegiatan kelompok tersebut mempunyai dampak lebih lanjut, yaitu adanya kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam program-program pembangunan yang ditawarkan pemerintah. Proses pengembangan kemandirian dan kesadaran berpartisipasi telah menjembatani kesenjangan sosial di tingkat lokal. Dengan menyempitnya kesenjangan sosial berarti stabilitas sosial politik pun dapat terus berlanjut. Sementara itu, pengalaman lapangan LSM yang merupakan hasil kaji tindak (participatory action research) dapat merupakan rekomendasi bagi perbaikan dan peningkatan dari pendekatan pembangunan.
Dari uraian tersebut diatas diharapkan Sketsa Indonesia dapat berperan aktif dalam memberikan solusi-solusi cerdas dalam upaya mengatasi problematika kebangsaan dari berbagai aspek kehidupan masyarakat.

JARINGAN DAN PRINSIP KERJA
Jaringan Pendukung :
§  OKP tingkat Pusat dan Daerah Se-Indonesia
§  BEM dan Lembaga Pelajar/Kemahasiswaan
§  LSM dan Ormas
§  Karang Taruna dan Pemerintah Daerah
§  Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta

PRINSIP KERJA
PARRA INDONESIA bekerja atas dasar 3 Prinsip HRI, Yaitu :
§  Humanitas
§  Religiusitas
§  Intelektualitas
Tiga Prinsip ini dielaborasi dengan konteks keilmuan modern dan kenyataan social yang bekembang, sehingga metodologi dalam penyelesian masalah bias dipertanggungjawabkan secara akademik, moral dan agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar