GAGASAN BESAR PARRA
INDONESIA
PARRA
INDONESIA adalah sebuah lembaga yang bersifat Independen, non partisan dan
nirlaba, awalnya merupakan perkumpulan para aktivis gerakan mahasiswa yang
intens dan fokus dalam mengkaji problematika kebangsaan dari berbagai askpek
kehidupan masyarakat. Kemunculan lembaga ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan
aktivis gerakan di Jakarta dalam melihat fenomena sosial, hukum dan politik di
Tanah Air yang sudah semakin dari agenda kerakyatan, kebangsaan dan visi akan
demokratisasi, transparansi, desentaralisasi dan akuntabilitas. Dengan demikian
transformasi di era reformasi tidak menyentuh pada lapisan masyarakat bawah.
Fenomena
itulah sebenarnya yang menjadi awal bidikan kami anak muda yang tergabung dalam
lembaga ini. Oleh karena itu, dengan komitmen pada visi demokratisasi,
kerakyatan dan kebangsaan lembaga ini melepaskan segala identitas komunal
sektarian. Sementara yang patut dijadikan konsentrasi garapan jaringan ini
adalah porsi keadilan, kesejahteraan, persamaan hak, keterbukaan, toleransi dan
perdamaian. PARRA INDONESIA dirintis untuk menjawab kebutuhan dan kompetensi
kebijakan pembangunan nasional. Bagaimana meng-advokasi masyarakat dari
dominasi kapital dan negara dengan segala perangkat pasar bebas, nilai-nilai individualitas.
Oleh
karena itu peran lembaga ini adalah memberikan penyadaran dan pencerahan kepada
masyarakat utamanya dalam mengatasi keterbelakangan, kemiskinan serta
memberikan gagasan strategis sebelum pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan.
Selain itu, lembaga ini mencoba mengambil langkah-langjah strategis
didalammerespon isu-isu publik. Banyak sekali tatanan dan sistem sosial,
politik, hukum dan ekonomi di Tanah Air yang dirasa menyimpang karena
kepentingan publik diabaikan, sementara yang ditonjolkan adalah kepentingan
individu dan kelompok. Fenomena inikian menggurita akibat tidak adanya
kepastian stabilitas ekonomi, pertahanan dan keemanan serta ketidak pastian
hukum.
Disinilah
sesungguhnya PARRA INDONESIA berkompetensi, sebagai wadah studi generasi muda,
lembaga ini mempunyai keberpihakan pada visi pembangunan kerakyatan dan
kebangsaan. Struktur sosial, politik, ekonomi dan hukum yang tidak berpihak
pada masyarakat banyak adalah akar dari ketidakadilan dan persoalan mendasar
dalam negara saat ini. Dilevel inilah perlu adanya transformasi dari semua
lapisan masyarakat, agar tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara menjadi lebih berarti. Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, adil,
damai, jujur dan saling toleransi antar sesama adalah cita-cita lembaga ini.
Sebagai
Lembaga yang bergerak dalam bidang kajian dan analisis, PARRA INDONESIA
berkecimpung dalam penelitian, studi kebijkan dan riset aksi terutama yang
berhubungan dengan kepentingan grass-root communities, menganalisis tentang partisipasi
masyarakat, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan serta hubungan masyarakat
dengan negara dan lain sebagainya.PARRA INDONESIA melihat bahwa hak-hak
ekonomi,politik,budaya kesehatan,social dan pendidikan rakyat, belum sepenuhnya
dapat tercover dalam program-program pemerintah, oleh karena itu, PARRA
INDONESIA memposisikan gerakannya kepada 6 (enam) sisi fundamental kehidupan
atau kami menyebutnya 6 sisi advokasi untuk Indonesia Sejahtera.
a.
Dampak dalam Aspek Sosial
Melalui
proses pendidikan yang diberikan kepada masyarakat diharapkan wawasan pemikiran
mereka pun semakin meningkat; sehingga mempunyai kemampuan untuk memikirkan
banyak alternatif dalam usaha memecahkan masalah bangsa. Peningkatan pendidikan
yang terjadi pada masyarakat dapat melalui dua jalur, yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Peningkatan pendidikan secara langsung terjadi apabila
masyarakat mendapatkan penyuluhan, pelatihan, konsultasi, dan sebagainya.
Sedangkan, peningkatan pendidikan secara tidak langsung terjadi sejalan dengan
terintegrasinya orang-orang dalam suatu masyarakat. Melalui kelompok tersebut
setiap anggota berinteraksi menumbuhkan kesadaran akan posisi mereka.
Penyadaran diri merupakan langkah awal untuk memulai memikirkan
alternatif-alternatif baru yang mungkin dapat ditempuh dalam usaha memperbaiki
tingkat kehidupan. Di samping itu, dengan adanya kesadaran akan posisi yang
dimilikinya menyebabkan masyarakat berani memperjuangkan hak-hak mereka dengan
mengaktualkan potensi yang ada pada mereka serta mengikis kelemahan-kelemahan
yang ada.
Melalui
aktifitas yang dilakukan, intervensi pembinaan membantu pemecahan
permasalahan-permasalahan sosial yang terdapat dalam kelompok masyarakat.
Melalui sistem pendekatan terlibat langsung dengan kelompok, pola pembinaan bersama
kelompok yang bersangkutan mampu mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi
secara mendalam. Akibatnya penanganan terhadap masalah yang dihadapi kelompok
dapat dilakukan secara tepat sasaran dan lebih tuntas. Di Samping itu, berkat
interaksi yang intens antara para pembina dengan kelompok, sementara para
pembina telah dilatih secara khusus dan selalu diberikan masukan untuk
meningkatkan kemampuannya dalam membina kelompok dan menghubungkannya dengan
berbagai pelayanan setempat, maka terjadilah proses transformasi sosial.
b.
Dampak dalam Aspek Ekonomi
Dalam,
bidang ekonomi, intervensi pembinaan akan mampu mendorong masyarakat kecil
untuk meningkatkan taraf perekonomiannya. Selama ini faktor yang selalu
dikemukakan tentang penyebab tidak berhasilnya masyarakat miskin dalam
memperbaiki kehidupan adalah karena mereka tidak mampu untuk melakukan kreasi
dan inovasi yang dapat dipergunakan sebagai pengembangan usaha.
Dengan
sistem kelompok, maka modal yang kecil dari setiap warga dapat berkembang
menjadi besar, sehingga dapat dipergunakan sebagai modal usaha. Di samping itu,
dengan adanya modal yang terkumpul dapat mengundang partisipasi dana lebih
besar dari pihak ketiga. Saat ini terbuka kemungkinan Bank melayani masyarakat
yang berstatus non formal. Kemampuan permodalan kelompok yang semakin bertambah
memberikan peluang semakin besar untuk mengembangkan usaha produktif.
Usaha
produktif yang dilakukan kelompok menyebabkan terbukanya kesempatan kerja atau
usaha bagi kelompok itu sendiri maupun masyarakat luas. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa satu usaha produktif yang dilakukan, misalnya peternakan atau
industri kecil, tentu memerlukan usaha lain untuk menunjang keberhasilan usaha
produktif pokok. Usaha-usaha lain dari usaha pokok inilah yang membuka kesempatan
kerja baru (diversifikasi) dan peningkatan pendapatan warga masyarakat.
c.
Dampak dalam Aspek Kemasyarakatan
Proses
interaksi didalam kelompok dengan sesama anggota maupun dengan berbagai sumber
pelayanan dan pembinaan semakin meningkatkan wawasan berbangsa dan bernegara.
Adanya kelompok sebagai wadah mengaktualisasikan diri warga masyarakat
menyebabkan mereka merasa terlibat dalam proses pembangunan. Keterlibatan
mereka dalam pembangunan tidak lagi pasif, tetapi menjadi aktif karena telah
turut berusaha dalam berbagai kegiatan produktif yang memberikan andil dalam
sistem perekonomian yang lebih luas.
Kesadaran
untuk turut berperan serta dalam kegiatan kelompok tersebut mempunyai dampak
lebih lanjut, yaitu adanya kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam
program-program pembangunan yang ditawarkan pemerintah. Proses pengembangan
kemandirian dan kesadaran berpartisipasi telah menjembatani kesenjangan sosial
di tingkat lokal. Dengan menyempitnya kesenjangan sosial berarti stabilitas
sosial politik pun dapat terus berlanjut. Sementara itu, pengalaman lapangan
LSM yang merupakan hasil kaji tindak (participatory action research) dapat
merupakan rekomendasi bagi perbaikan dan peningkatan dari pendekatan
pembangunan.
Dari
uraian tersebut diatas diharapkan Sketsa Indonesia dapat berperan aktif dalam
memberikan solusi-solusi cerdas dalam upaya mengatasi problematika kebangsaan
dari berbagai aspek kehidupan masyarakat.
JARINGAN
DAN PRINSIP KERJA
Jaringan Pendukung :
§ OKP tingkat Pusat dan Daerah Se-Indonesia
§ BEM dan Lembaga Pelajar/Kemahasiswaan
§ LSM dan Ormas
§ Karang Taruna dan Pemerintah Daerah
§ Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta
PRINSIP KERJA
PARRA
INDONESIA bekerja atas dasar 3 Prinsip HRI, Yaitu :
§ Humanitas
§ Religiusitas
§ Intelektualitas
Tiga
Prinsip ini dielaborasi dengan konteks keilmuan modern dan kenyataan social
yang bekembang, sehingga metodologi dalam penyelesian masalah bias
dipertanggungjawabkan secara akademik, moral dan agama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar